Siwak Solusi Gigi Kuat dan Sehat

thumb click to zoom
Ditambahkan 18.47
Kategori Artikel
Harga @ Siwak Solusi Gigi Kuat dan Sehat By rootmms on Oktober 27, 2012 Bisa jadi pembahasan tentang siwak telah begitu lekat di benak para p...
Share
Hubungi Kami
CARA BELI

Review Siwak Solusi Gigi Kuat dan Sehat

@
Siwak Solusi Gigi Kuat dan Sehat
By rootmms on Oktober 27, 2012

Bisa jadi pembahasan tentang siwak telah begitu lekat di benak para pembaca. Begitu banyak tulisan, bahkan jurnal kesehatan baik dari dalam maupun luar negeri, yang menjadikan siwak sebagai topik kesehatan unggulan (khususnya kesehatan gigi dan mulut), sekaligus sebagai salah satu dari hikmah dan keajaiban dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Siwak juga merupakan salah satu toleransi yang diberikan bagi kita yang berpuasa, untuk dapat memakainya di siang hari tanpa merusak ibadah puasa kita. Di dalam Shahih Bukhari dari sahabat Amir bin Rabiah Radliyallahu Anhu ia berkata, “Saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membersihkan gigi beliau dengan siwak ketika beliau berpuasa, berulang kali, hingga saya tidak bisa menghitungnya.”

Sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, pada edisi ini kami sajikan sedikit pembahasan tentang pengertian siwak, kandungan zat berkhasiat, serta tinjauan manfaatnya. Semoga tulisan ini semakin memperkuat keyakinan kita atas keagungan syariat Islam dan kemuliaan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Apakah Siwak Itu?
Siwak atau miswak adalah sikat gigi alami yang diambil dari ranting atau akar pohon al-Arak (Salvadora persica) yang lazim tumbuh di wilayah Asia, Afrika, dan tentunya di Timur Tengah. Tanaman pegunungan dari keluarga Salvadoraceae ini memiliki ranting beraroma wangi. Kulit batangnya berwarna coklat muda. Bila dikelupas, terlihat permukaan dalamnya berwarna putih, sedangkan akarnya berwarna lebih tua. Siwak terasa hangat dan agak pedas di mulut, dan terasa menyegarkan.


Sifat Serat Kayu Siwak
Serat kayu siwak sangat kuat, lembut, tahan lama, dan tidak keras. Serat ini mengandung banyak substansi kimia alamiah yang luar biasa bila dibandingkan dengan pasta gigi biasa. Serat ini dapat juga berfungsi sebagai massage (pijitan) bagi gusi.


Dr. Nawal Abdullah ad-Dakheel menyatakan bahwa siwak adalah sikat gigi alami yang ideal, yang mengandung banyak antiseptic. Siwak berfungsi sebagai sikat gigi, pasta gigi, dan sekaligus sebagai dental floss (benang nilon multifilamen untuk membersihkan daerah yang sulit dijangkau sikat gigi. Artinya, siwak dapat membersihkan gigi secara tuntas dengan menghilangkan sisa-sisa makanan di permukaan proksimal (pangkal) gigi.

Dr. ad-Dakheel juga mengatakan bahwa siwak mengandung banyak substansi bermanfaat, seperti serat selulosa alami yang banyak, kuat, dan tidak mudah patah (elastis) meskipun menerima tekanan yang besar. Serat ini lembut, dan bentuknya dapat disesuaikan untuk digunakan di antara gigi dan untuk membersihkan sisa-sisa makanan tanpa merusak gusi.

Tinjauan Zat Kimia Bermanfaat
Tanaman yang termasuk family Salvadoraceae ini mengandung senyawa klorida yang dapat menghilangkan noda gigi. Selain itu, silika yang terkandung pada siwak bersifat membersihkan dan menghilangkan kotoran atau memutihkan gigi. Siwak juga mengandung tannic acid yang dengan izin Allah berfungsi sebagai antiseptik astringent yang mencegah dan menghentikan pendarahan gusi, bahkan dapat mempercepat penyembuhannya.


Kandungan lainnya adalah sodium bikarbonat, yaitu substansi-substansi alkaloid yang mengurangi karies (gigi berlubang). Sementara itu, siwak juga mengandung unsur penting berupa sulfur yang mencapai 4,73%, sehingga dapat mencegah pembiakan bakteri. Adapun kandungan zat pati dan resin pada siwak dapat membantu mengurangi viskositas saliva (kekentalan air liur), sehingga membantu membersihkan dan mendistribusikan kandungan-kandungan zat aktif siwak ke seluruh mulut.

Siwak juga memiliki zat bermanfaat berupa vitamin C dan sitosterol yang mampu mempercepat penyembuhan gangguan pada gusi dan memelihara pembuluh darah halus di daerah mulut dan gusi. Demikian pula, kandungan glucotropaeolin dan substansi-substansi aromatik menjadikan siwak memiliki aroma dan rasa yang tajam, sehingga memberikan kesegaran dan bau yang harum di mulut.

Penelitian tentang Manfaat Siwak
Sebuah penelitian di Saudi Arabia pada tahun 2003 membandingkan penggunaan miswak/siwak dengan menyikat gigi seperti biasa. Pada akhirnya penelitian ini menyimpulkan bahwa, “menyikat gigi dengan miswak lebih efektif daripada menyikat gigi biasa, yaitu untuk mengurangi plak dan gingivitis (radang gusi) apabila didahului dengan petunjuk pemakaian yang baik dan digunakan dengan benar. Miswak tampak lebih efektif daripada sikat gigi untuk menghilangkan plak dari daerah V di pertemuan antar gigi, sehingga meningkatkan kesehatan interproksimal (area pertemuan antar pangkal gigi).” Lebih jauh lagi, riset-riset di Saudi Arabia juga menemukan efek-efek positif siwak terhadap sistem kekebalan tubuh.


Penelitian secara lebih ekstensif juga telah dilakukan oleh Dr. Rami Muhammad Diabi terkait dengan efek positif siwak, terutama efek anti–kecanduan yang cukup bermanfaat bagi perokok, yaitu berfungsi sebagai langkah untuk penyembuhan dan pencegahan kecanduan rokok. Penelitian lain menunjukkan bahwa siwak memiliki efek-efek pengendali plak yang dapat menandingi unsur anti plak yang terbukti paling baik mengontrol plak, yaitu chlorhexidine gluconate (CHX).

Perusahaan Wrigley (produsen permen mint) pernah menyelenggarakan studi terhadap siwak yang dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry. Studi tersebut menemukan bahwa mint yang dicampur dengan ekstrak siwak ternyata berfungsi 20 kali lebih efektif untuk membunuh bakteri dibandingkan dengan mint. Setelah setengah jam, mint yang dicampur ekstrak siwak membunuh sekitar 60% bakteri penyebab bau mulut sedangkan mint hanya mencapai 3,6%.

Nampaknya, pengakuan atas manfaat siwak akan terus dibuktikan melalui penelitian demi penelitian, baik di negeri Barat maupun di Timur, sebagaimana WHO telah merekomendasikan penggunaan siwak sejak tahun 1986. Namun sebagai seorang muslim, cukuplah tujuan terpenting kita dalam menggunakan siwak adalah untuk mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk mencapai ridla Allah Subhanahu wa Ta’ala, di samping pengetahuan kita terhadap manfaat-manfaat tadi, dan dengan senantiasa meyakini bahwa setiap syariat Islam pasti mengandung sekian banyak hikmah yang indah yang tidak terbantahkan oleh siapapun.

Tinjauan Siwak dalam Kitab Ath-Thibb An-Nabawi
Ulama besar Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah, dalam salah satu karya terbaiknya, kitab Ath-Thibb An-Nabawi, beliau rahimahullah menyebutkan bahwa siwak biasa digunakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai keadaan. Bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkannya bagi umat.


Hal ini sebagaimana tergambar dalam hadits:

لَوْ لَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Seandainya aku tidak khawatir memberati umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali sebelum shalat.” (HR. al-Bukhari, kitab al-Jumu’ah, 

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ وَمَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak itu menyucikan mulut dan diridhai oleh Rabb kita.” (al-Bukhari, Kitab Shiyam 27, dari hadits Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ. Atha’ dan Qatadah mengatakan bahwa tidak ada bahayanya menelan air ludah yang dihasilkan dari bersiwak).

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah juga menyatakan bahwa jenis siwak yang terbaik berasal dari kayu al-Arak. Beliau menganjurkan untuk tidak menggunakan kayu sembarangan, karena bisa jadi beracun. Seyogyanya siwak digunakan secara wajar dan tidak berlebihan. Selain itu, beliau juga menyebutkan bahwa cara terbaik menggunakan siwak adalah dengan membasahi/menjadikannya lembab dengan air mawar.

Disebutkan pula dalam kitab beliau rahimahullah, bahwa siwak sarat akan manfaat, di antaranya adalah:
Menyucikan mulut;
Membersihkan gigi dan memperkuat akarnya;
Mencegah gigi berlubang;
Menguatkan gusi;
Mengharumkan nafas;
Membersihkan atau menjernihkan otak;
Menjernihkan pandangan;
Memberikan tenaga;
Membangkitkan nafsu makan; dan
Membantu pencernaan makanan.


Kapan Bersiwak?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuntunkan pemakaian siwak adalah pada setiap waktu, ketika hendak shalat, berwudhu, bangun tidur, sebelum shalat Jumat, saat akan memasuki rumah (untuk menemui istri), ketika bau mulut berubah, ketika sedang berpuasa, atau hendak berbuka.


Tips dalam menggunakan siwak
Siwak biasanya dijual dalam panjang 15 cm dengan diameter kurang dari 1 cm, sehingga mudah dipegang ketika membersihkan gigi.


Sebelum memakainya, sebagian kulit siwak pada bagian ujungnya dibuang, dan dilembutkan dengan sedikit dikunyah untuk memisahkan serat-seratnya. Sebaiknya siwak dilembabkan dengan air ludah agar tidak melukai jaringan di mulut.


Bila siwak anda mengering, dapat dilembutkan lagi dengan merendamnya di dalam air bersih atau air mawar.
Perlu diingat, kita perlu memakai siwak dengan arah yang benar dan hati-hati, agar tidak mendorong terjadinya abrasi (pengikisan) gusi. Sebagian ahli berpendapat, bahwa arah pemakaian sebaiknya lebih banyak dari sisi ke sisi, bukan arah atas-bawah, karena dengan demikian gusi lebih terlindungi. Namun, bila siwak yang kita pakai masih basah/segar, selalu dijaga kelembabannya, dan dikunyah dengan baik sebelum digunakan, maka insya Allah serat akan lunak dan tidak melukai gusi.


Ujung siwak sebaiknya selalu dipotong setiap kali hendak digunakan untuk menjaga kebersihannya, dan juga komponen-komponen aktif di ujung siwak yang sudah digunakan bisa jadi sudah habis atau berkurang dengan penggunaan sebelumnya.


Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ, sebuah kisah menjelang wafat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ berkata, “Abdurrahman bin Abi Bakr masuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu aku menyandarkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di dadaku. Abdurrahman membawa siwak yang masih basah yang ia membersihkan giginya dengannya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus-menerus memandanginya. Aku pun mengambil siwak itu, memotongnya dengan gigi, dan mengunyah-ngunyahnya, kemudian aku menghaluskan dan melembutkannya, lalu aku berikan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau membersihkan gigi dengannya”. (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Jangan lupa pula untuk membersihkan lidah dengannya, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu ’anhu, beliau berkata, “Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu beliau sedang menggosok gigi dengan siwak basah. Ujung siwak itu ada di atas lidah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan terdengar beliau bersuara,”’U’, u’,” sedangkan siwak itu masih di mulut beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti mau muntah”. (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Fungsi membersihkan lidah sangatlah penting, karena lidah adalah gudang mikroba (bakteri), terutama di bagian tengah dan belakang. Mikroba ini adalah sumber bau di mulut kita. Untuk mengurangi rasa mau muntah, ketika menyikat lidah pegang ujung lidah dengan tangan yang bebas agar lidah anda stabil, di samping itu usahakan ujung siwak tidak mengenai uvula (pangkal rongga mulut atas) & dinding tenggorokan karena dikhawatirkan pusat rangsang /refleks muntah di daerah tersebut terrangsang.
Wallahu a’lam bishshawab.

(lathifah, dari berbagai sumber)



Komentar